Gelisah itu.. Membahagiakan, lho!
Oleh
: Salma Humaira
“Aduh, jadi ga enak hati, kok aku
jadi ketakutan? Aaah, takut dia marah, aku salah gitu, ya? Yaaah gimana dong?”
Itulah sebagian ungkapan yang sering dilontarkan manakala kita sedang
diselimuti mantel kegelisahan. Maha Penyayang Allah Subhanahu Wa Ta’ala, Dia
menciptakan rasa gelisah untuk membersihkan dinding hati kita. Dan hei! Mengapa
kita mesti bahagia saat dirundung rasa gelisah? Hmm ... Sebelumnya kita tahu
kan apa penyebab kegelisahan? Yap! Semua itu disebabkan lantaran kita telah
tergelincir ke dalam lubang kesalahan atau dosa.
Dalam kitab Al-Fawaid, Ibnu Qoyyim
menjelaskan, “Rusaknya hati adalah karena merasa aman dari azab Allah, suburnya
hati adalah karena takut dan berdzikir kepada Allah.” Wah, coba bayangkan
bagaimana rasanya jikalau kegelisahan tak pernah menyelami lika-liku kehidupan
kita. Meskipun telah melakukan beribu kesalahan dan kejahatan, tapi tetap
merasa tenang-tenang saja. Apakah kita mau seperti itu? Tak pernah memperbaiki
diri karena merasa selalu benar, jadinya dijauhi orang-orang. Merasa aman
baik-baik saja, padahal sudah di ujung jurang kenistaan. Naudzubillah.
Kita gelisah artinya hati kita masih
berfungsi. Seperti yang kita ketahui, hati ada 3 macam. Hati yang sehat, hati
yang sakit, serta hati yang mati. Semoga kita semua senantiasa memiliki hati
yang sehat. Aamiin. Tapi kawan-kawan pun tahu kan, hati yang dimaksud di sini
bukan hati yang berfungsi mengeluarkan hasil metabolisme berupa empedu! Tapi, yang
dimaksud hati di sini ialah sesuatu yang letaknya tersembunyi. Kalbu.
Ingin tahu kesehatan hatimu? Cobalah
menjelajahi ayat demi ayat yang tergores indah dalam Al-Qur’an, apabila kau
merasa ada getaran yang menyala-nyala atau matamu mendadak perih ingin
meluapkan butiran hangatnya, mungkin (Insya Allah) hatimu masih ada. Namun,
apabila beribu muhasabah yang kau arungi tak mampu membuatmu menangis lagi,
mohonlah pada-Nya agar diberikan hati yang baru nan bersih. Karena, kuteringat
perkataan seseorang. Hati yang sakit itu ibarat tubuh yang sakit, mau seenak
apa pun makanannya. Kalau tubuh sedang sakit tiada nafsu tuk menghabiskannya.
Begitulah, seindah apa pun ayat Al-Qur’an, takkan mampu menyentuh relung kalbu yang
sakit. Astagfirullah.
Teman-teman pelopor, berbahagialah
tatkala kamu gelisah setelah melakukan kesalahan. Berarti Allah Subhanahu Wa
Ta’ala masih (dan akan selalu) sayang padamu karena telah mengingatkanmu
melalui cara yang supeeer halus. “Tapi kan gelisah itu ga enak, gimana
menghilangkannya?” Bila kita sungguh-sungguh, Insya Allah kita bisa terbebas
dari jeratan kegelisahan itu. Caranya? Kita hanya perlu meminta maaf pada yang
bersangkutan. Gengsi? Malu? Kubur dulu percikan rasa gengsi dan malumu itu,
yakinlah setelah meminta maaf hatimu akan berangsur-angsur pulih dan membaik.
Soal dimaafkan atau tidaknya, pasrahkan semuanya pada Allah. Tawakal. Yang
terpenting kita sudah berusaha. Jangan terus-menerus menyalahkan diri sendiri. Karena
seyogyanya kita semua hanya insan biasa yang tak luput dari selaput kesalahan.
Lagipula, hanya orang yang tidak pernah melakukan apa-apa yang tidak pernah
terpeleset ke dalam kubangan kesalahan. Nah, jika proyek meminta maaf telah
diluncurkan. Segera introspeksi dan perbaiki diri, jadikan dirimu yang lebih
baik dari hari sebelumnya. Selagi masih diberi kesempatan tuk bernafas!
So, mulai sekarang tak perlulah kita
mengurung rasa gelisah itu dengan ketakutan dan kesedihan. Layangkan untaian
kata maafmu, bebaskan belenggu ketakutanmu, gunting tali-tali kegengsianmu.
Jangan siksa dirimu, meleburlah dalam kedamaian. Dan jadilah orang yang
berbahagia. Kita semua berhak mematri kebahagiaan dalam hati, kok!
Gelisah itu.. Membahagiakan, lho! Oleh : Salma Humaira “Aduh, jad...
Artikel Terkait :
Diberdayakan oleh Blogger.
Click here for comments 0 komentar: