Loading...
 Sebuah Pesan
  
          Bulan september 2013, sebuah keputusan yang tak terduga dikeluar oleh pembina rumah visi salman ITB. Keputusan tersebut menyatakan bahwa saya ditunjuk sebagai formatur Festival Anak Sholeh (FAS) 1435 H. Hasil syuro formatur FAS menjadikan saya sebagai ketua. Sejak itu kesibukkan saya mulai meningkat, selain kesibukkan akademik saya mulai disibukkan dengan berbagai keperluan administrasi FAS 1435 H.
Berbagai rapatpun mulai sering dilakukan. Saya mulai mengurus proposal ke YPM Salman ITB dan juga mengatur koordinasi dengan warga sekitar. Event ingin saya buat lebih besar dari sebelumnya. Karena ini merupakan event tahunan, maka saya bisa berkaca dari penyelenggaran tahun sebelumnya. Satu tahun yang lalu FAS dilaksanakan dalam ruang lingkup kelurahan, yaitu kelurahan Sekaloa. Tetapi saya berambisi lebih, saya ingin membuat FAS  yang saya selenggarakan tidak lagi sebatas kelurahan, tapi sekota Bandung. Namun hasil musyawarah hanya menyetujui sampai mencakup tiga kecamatan saja. Jumlah peserta yang mengikuti acaranya pun jauh lebih banyak. Tahun sebelumnya hanya diikuti oleh 60 orang peserta. Dengan kepercayadirian yang tinggi saya targetkan jumlah peserta yang mengikuti acara ini 200 orang, dan ternyata antusiasme warga lebih dari ekspektasi saya, karena ketika pelaksanaannya ada 277 peserta, bahkan kami panitia sempat menolak sebagian pandaftar karena jumlah pendaftar sudah terlalu banyak, mengingat jumlah sumber daya kepanitiaan untuk mengurusnya sangat terbatas. Hanya ada 23 panitia yang semuanya berasal dari mahasiswa ITB tingkat satu. Untuk mengikuti acara ini, peserta tidak dipungut biaya apapun. Semua biaya untuk acara ini kami himpun dari donaturial pembina YPM Salman ITB. Menghimpun dana dengan cara mencari donatur adalah hal yang sangat menarik. Dibutuhkan kemampuan khusus untuk menarik hati donatur agar mau memberikan sebagian uangnya untuk penyelenggaraan acara kami.
19 Januari 2014 bertepatan dengan Ulang tahun saya yang ke-19, Festival Anak Sholeh resmi diselenggarakan. Acara ini diselenggarakan di Masjid Al-Muhajirin sadang sari kelurahan sekeloa kecamatan Coblong. 277 anak berlomba dengan 4 bidang, yaitu menggambar, mewarnai, cerdas-cermat islam, dan tahfidz. Semua mata lomba dibagi tergantung kelasnya.
Sungguh itu adalah pengalaman saya yang sangat luar biasa. Diawali dengan pesimisme karena saya masih tingkat satu dan baru memasuki masa transisi dari SMA ke kuliah, sebuah masa transisi yang rawan kegagalan jika tidak disikapi dengan benar. Tapi semua keraguan itu hilang dengan keyakinan bahwa kepemimpinan adalah amanah yang harus dijalankan dengan sebaik-baiknya.
Banyak sekali pelajaran yang bisa saya ambil dari acara tersebut. Pemimpin tidak boleh mengeluh, tetapi pemimpin harus mau menerima keluhan dari yang dipimpinnya. Pemimpin harus selalu optimis dalam keadaan apapun dihadapan orang yang dipimpinnya. Pemimpin adalah icon yang akan menjadi teladan. Memimpin itu ibarat menggenggam bara api diatas tumpukan jerami, ada dua pilihan yang tersedia. Menggenggam bara api itu dengan sebaik-baiknya dan menahan rasa panas ditangan atau melepaskan bara api yang digenggam, dan membiarkan bara api tersebut membakar jerami yang ada dibawah kita.

Banyak sekali pelajaran yang bisa saya dapatkan, terutama tentang proses sebuah event dijalankan.  Untuk pertama kalinya saya mengikuti rapat yang menggunakan hijab, perasaaan pertama kali mengikuti rapat menggunakan hijab adalah hal yang aneh bahkan sempat saya sindir, tetapi setelah mendengarkan penjelasan dari teman saya, ya saya sadari hal itu sangat penting. Di event inilah saya belajar sangat banyak tentang manajemen Event yang sesuai kaidah. satu lagi sebuah pesan yang saya ingat dari teman saya kala itu. "rif, tanpa pertolongan Allah, acara ini tidak akan sukses" ya sebuah kalimat yang benar, tiada daya upaya kecuali dari-Nya.


Syarifudin

Click here for comments 0 komentar:

Terima kasih atas komentar Anda
Diberdayakan oleh Blogger.
Back to Top