Loading...
Tahun baru hijiriah di Coblong, 13/10/2015
Sejumlah masa dari warga coblong memenuhi jalan dengan obor-obor menyala. Ini adalah hari pertama dari tahun hijriah 1437. Jadi mereka merayakannya dengan membawa obor, tak ketinggalan petasan dan bedug serta jargon jargon agar semangat.
Para warga yang tersebut terdiri dari anak kecil, remaja, hingga dewasa. warga lain yang rumahnya berada di sisi kanan dan kiri jalan pun keluar, ingin melihat iring-iringan tersebut. Terlihat dari wajah mereka senyum dan tawa. Entah apa yang mereka pikirkan saat itu. Saya pun yang baru pulang dari kuliahan sekitar pukul setengah delapan malam mau tidak mau mengiringi mereka untuk ke kosan. Karena jalan menuju kosan saya bukanlah jalur angkot tersebut.
Sebelumnya, ketika diangkot dari perempatan pahlawan sampai taman makam pahlawan, lancar-lancar saja. Namun setelah beberapa menit berlalu dari taman pahlawan menuju arah borma macet beberapa menit atau belas menitan. Lalu lintas pun lancar kembali setelah rombongan anak terlihat berjalan menuju suatu tempat berlawanan arah angkot yang saya tumpangi. Sama seperti warga yang saya ceritakan di atas. Namun ini hanya terdiri dari anak kumpulan anak kecil saja. Mereka membawa bedug dan mikrofon sambil bernnyanyi-nyanyi.
Setelah berlalu dari kemacetan, eh di depan ada kemacetan selanjutnya. Truk kecil yang terlihat seperti truk pembawa barang dagan indomaret ingin masuk ke jalur dari tempat parkiran indormaret dan memakan waktu yang cukup lama. Kemudian kita maju lagi, dan macet lagi. Ternyata di depan terlihat banyak sekali kobaran api yang tidak lain adalah obor-obor perayaan tanggal 1 muharom yang memenuhi jalan membuat macet. Ini seperti masa warga yang ingin membakar sebuah rumah seperti yang terdapat di film-film sinetron.
Ceritanya dilanjutkan ke paragraph pertama …
Saya pun sampai di kosan sekitar pukul setengah sembilanan lebih. Seperti biasa, saya membuka pintu, melepas sepatu, melihat sangu ada atau tidak dan ternyata masih banyak. Sayur, udang, beserta bihun pun sudah tersaji. Namun anehnya pada pukul segini belum ada yang memakannya. Saya panggil-panggil orang yang ada di rumah. Di lantai satu tidak ada yang menyahut, karena memang tidak ada orang. di lantai dua pun demkian.

Wah, pada kemana nih, orang-orang. sepertinya saya sudah tahu, mereka sedang di asrama putra karena ada kegiatan pembinaan debat. Ketika itu, saya bingung. Apakah langsung makan saja atau menunggu orang lain dan langsung pergi ke asrama putra untuk pelatihan debat. Akhirnya, saya memutuskan untuk langsung makan saja.

Click here for comments 0 komentar:

Terima kasih atas komentar Anda
Diberdayakan oleh Blogger.
Back to Top