Halooo, salam pelopor!
Dalam penantian berbuka puasa di penghujung bulan Mei 2017 ini, secara tidak direncanakan, badan yang lelah menggerakan hati dan jemari-jemari ini untuk menuangkan beberapa untai kata di blog yang sudah lama tidak tersentuh ini.
Satu-satunya yang terlintas di benak dan pikiran ketika menulis tulisan ini adalah semoga tulisan ini bukanlah tulisan terakhir yang diposting di blog ini.
Apa tujuan dibuatnya tulisan ini?
Bukan, bukan untuk memenuhi tugas asrama, atau penebusan kesalahan karena tidak mengikuti pembinaan, atau telat dalam menghadiri pembinaan, tapi sebagai pengabadian dari penghujung asrama yang akan segera terjadi.
Ya, sangat tidak terasa, asrama pelopor ini sudah berada dipenghujung jalan untuk bubar. Satu hal yang paling memberikan kesan terhadap kebersamaan dengan asrama pelopor, yaitu kebersamaan dalam sebuah rumah berpagar hitam di penghujung Jalan Sadang Sari, bernomor 23. Kebersamaan dengan rumah berpagar hitam yang sudah terjalin hampir 2 tahun. Banyak sekali cerita yang menggoreskan luka, canda, haru, dan bahagia didalamnya. Saat pembasmian tikus bersama, saat rapat hingga larut malam, saat bercerita tentang hidup dan perjalanan kehidupan, saat terbaring sakit di malam hari dan terbangun untuk menyadari bahwa ada orang yang selalu terjaga dan menjaga diri yang sedang sakit ini, memberikan dan mengganti kompresan, memberikan bubur, memberikan obat dan menyediakan makan. Semuanya masih jelas dalam ingatan.
Bersama dengan tulisan ini, ingin sekali rasanya menyamapikan ungkapan terima kasih atas kebersamaan dan pertemuan yang ditakdirkan pada diriku di rumah tingka dua berpagar hitam ini.
Terima kasih telah memberi kesempatan pertemuan dengan orang-orang yang begitu menginspirasi langkah perjalanan ini.
Konflik dan peseturuan yang pernah terjadi, kini menjadi warna yang tidak lagi gelap, namun indah dalam balutan perasaan haru.
Ahir kata, kepada para penghuni asrama putri Pelopor 1 dan 2, terima kasih. Terima kasih atas untaian ceriita yang kami bangun bersama. Terima kasih atas perjalanan kehidupan yang pernah terjalin diantara kita. Selamat melangkah ke perjalanan kehidupan barunya masing-masing.
Indragiri Hulu, Riau,
30 Mei 2017,
A childish member of Asrama Pelopor
Dalam penantian berbuka puasa di penghujung bulan Mei 2017 ini, secara tidak direncanakan, badan yang lelah menggerakan hati dan jemari-jemari ini untuk menuangkan beberapa untai kata di blog yang sudah lama tidak tersentuh ini.
Satu-satunya yang terlintas di benak dan pikiran ketika menulis tulisan ini adalah semoga tulisan ini bukanlah tulisan terakhir yang diposting di blog ini.
Apa tujuan dibuatnya tulisan ini?
Bukan, bukan untuk memenuhi tugas asrama, atau penebusan kesalahan karena tidak mengikuti pembinaan, atau telat dalam menghadiri pembinaan, tapi sebagai pengabadian dari penghujung asrama yang akan segera terjadi.
Ya, sangat tidak terasa, asrama pelopor ini sudah berada dipenghujung jalan untuk bubar. Satu hal yang paling memberikan kesan terhadap kebersamaan dengan asrama pelopor, yaitu kebersamaan dalam sebuah rumah berpagar hitam di penghujung Jalan Sadang Sari, bernomor 23. Kebersamaan dengan rumah berpagar hitam yang sudah terjalin hampir 2 tahun. Banyak sekali cerita yang menggoreskan luka, canda, haru, dan bahagia didalamnya. Saat pembasmian tikus bersama, saat rapat hingga larut malam, saat bercerita tentang hidup dan perjalanan kehidupan, saat terbaring sakit di malam hari dan terbangun untuk menyadari bahwa ada orang yang selalu terjaga dan menjaga diri yang sedang sakit ini, memberikan dan mengganti kompresan, memberikan bubur, memberikan obat dan menyediakan makan. Semuanya masih jelas dalam ingatan.
Bersama dengan tulisan ini, ingin sekali rasanya menyamapikan ungkapan terima kasih atas kebersamaan dan pertemuan yang ditakdirkan pada diriku di rumah tingka dua berpagar hitam ini.
Terima kasih telah memberi kesempatan pertemuan dengan orang-orang yang begitu menginspirasi langkah perjalanan ini.
Konflik dan peseturuan yang pernah terjadi, kini menjadi warna yang tidak lagi gelap, namun indah dalam balutan perasaan haru.
Ahir kata, kepada para penghuni asrama putri Pelopor 1 dan 2, terima kasih. Terima kasih atas untaian ceriita yang kami bangun bersama. Terima kasih atas perjalanan kehidupan yang pernah terjalin diantara kita. Selamat melangkah ke perjalanan kehidupan barunya masing-masing.
Indragiri Hulu, Riau,
30 Mei 2017,
A childish member of Asrama Pelopor
Click here for comments 0 komentar: