Al
Khawarizmi (800-847)
Abu Abdullah Muhammad
Ibn Musa Al-Khwarizmi adalah seorang matematikawan Muslim.
Namanya merujuk tempat kelahiran di timur Laut Kaspia, berdekatan dengan Delta
Oxus (Amu Dar’ya) di atas Laut Aral wilayah Baghdad, pusat
penelitian dan pengembangan ilmu pengetahuan. Penulis sejarah matematika,
George Sarton mengungkap bahwa Al-Khwarizmi adalah seorang ilmuan muslim
terbesar dan terbaik, hingga menggolongkan periode antara abad IV – V
sebagai Zaman Al-Khwarizmi.Sementara E.Wiedermann mengatakan
tugasnya adalah mengungkapkan bahwa pribadi Al-Khwarizmi sebagai seorang ilmuan
jenius. Smith dan Karpinski menggambarkan pribadi Khwarizmi sebagai:
..tokoh
terbesar pada masa keemasan Baghdad, salah seorang penulis Muslim yang
menggabungkan ilmu matematika klasik barat dan timur, mengklasifikasikan dan
akhirnya membangkitkan kesadaran dataran Eropa. Pria ini adalah peneliti besar
dan sumbangsihnya terhadap ilmu aljabar dan arithmatika sangat besar. (David
Eugene Smith dan Karpinski, 1911, The Hindu-Arabic Numerals, Boston
and London: Ginn and Co.Publishers, 4-5).
Riwayat Hidup dan Karyanya
Al-Khwarizmi
diperkirakan hidup di pinggiran Baghdad pada masa Khalifah al-Ma’mun (813 –
833) zaman Abasiyah, sebagai anggota Bayt al Hikma Baghdad yang
meneliti ilmu-ilmu pengetahuan dan terjemah yang didirikan ayah al-Ma’mun. Pada
masa Al-Khwarizmi hidup pula tokoh lain yang juga ahli astronomi dan matematika
seperti, Abu Ja’far Muhammad ibn Musa al-Khwarizmi, salah satu dari tiga
serangkai ‘Banu Musa ibn Shakir’ selain Abdullah dan al-Khwarizmi sendiri.
Hampir sebagian besar kesuksesan yang dicapai al-Khwarizmi, seperti tulisan
tentang astronomi dan aljabar didedikasikan untuk al-Ma’mun. Di pihak lain,
Khalifah yang dikenal juga seorang ilmuan tokoh pengetahuan dan sahabat
al-Khwarizmi ini memberikan perhatian pada karya al-Khwarizmi dan memberikan
berbagai penghargaan.
Al-Khwarizmi
kemungkinan besar adalah satu-satunya ahli astronomi yang diikutsertakan dalam
proyek pimpinan al-Ma’mun untuk mengukur panjang satu derajat lingkar bumi
sepanjang garis busur. Sejak dia mengetahui bahwa bumi berbentuk seperti bola,
suatu nilai yang akurat untuk mengetahui lingkar bumi telah dicapai, yaitu
panjang satu derajat dikalikan dengan 360.
Al-Khwarizmi
diungkapkan mencoba untuk membuat ramalan tentang masa hidup Nabi Muhammad SAW
melalui ilmu astronomi. Dia hitung secara cermat waktu Nabi dilahirkan. Ia
termasuk salah seorang ahli perbintangan yang bekerjasama membuat sebuah Peta
Dunia untuk memenuhi permintaan al-Ma’mun, lalu terkenal dalam pembuatan Peta
Ptolemy.
Sebagai “Bapak
Ilmu Pengetahuan Aljabar” dia menulis buku berjudul Algebra, yang
kemudian diklasifikasi oleh para sejarawan matematika sebagai Dasar-dasar
Pengetahuan Matematika. Al-Khwarizmi adalah orang yang pertama kali
memperkenalkan ilmu aljabar dalam suatu bentuk dasar yang dapat diterapkan
dalam hidup sehari-hari. Hal ini berbeda dengan konsep aljabar Diophantus yang
lebih cenderung menggunakan aljabar untuk aplikasi teori-teori
bilangan. Penamaan tersebut bukan berasal dari tulisan
karya Al-Khwarizmi dan bukan “Aritmatika” yang merupakan
tulisan Diophantus. Para ahli ilmu pasti kuno (termasuk Yunani)
mempertimbangkan bilangan sebagai suatu besaran. Ini terjadi ketika
Al-Khwarizmi memberi pemahaman angka sebagai sebuah hubungan murni di era
modern dimana ilmu pengetahuan aljabar salah satu bagiannya.
Karya Al-Khwarizmi
berjudul Kitab al-Jabr w’al-muqabalah (The Book of
Restoring and Balancing) menjadi titik awal aljabar dalam dunia Islam.
Kata aljabar ini digunakan di dunia Barat untuk obyek yang
sama. Menurut Kasir (1931), kata aljabar berasal dari tulisan Al-Khwarizmi yang
mencantumkan ’al-jab’ sebagai judulnya. Tulisan ini
diterjemahkan (abad XII) ke dalam bahasa Latin oleh Gerhard Cremona dan Robert
Chester, dimana buku ini digunakan sebagai buku wajib matematika dasar di Eropa
hingga abad XVI.
Pengaruh lain yang
berkait dengan ilmu matematika adalah suku kata ”algoritm” yang
dikonotasi sebagai sebuah prosedur baku dalam menghitung sesuatu. Kata ini
berasal dari perubahan versi Al-Khwarizmi ke versi Latin ‘algorismi’,
‘algorism’ dan akhirnya menjadi ’algorithm’. Angka
yang tertera dalam setiap halaman tulisan adalah salah satu bukti peran
Al-Khwarizmi dalam aritmatika. Tulisan aritmatika berbahasa Arab yang
pertama kali diterjemah ke bahasa Latin berperan penting dalam perkembangan
bilangan Arab dan sistem bilangan yang diterapkan saat ini. Bahwa penggunaan
sistem bilangan Arab dan notasi penulisan basis sepuluh, telah diperkenalkan
oleh Al-Khwarizmi, dapat dikatakan sebagai suatu revolusi perhitungan di abad
pertengahan bagi bangsa Eropa.
Syarifudin
Al Khawarizmi (800-847) Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al-Khwarizmi adalah seorang matematikawan Muslim. Namanya merujuk tempat kelahi...
Artikel Terkait :
Diberdayakan oleh Blogger.
Click here for comments 0 komentar: