Ikhlas
Ikhlas
adalah salah satu tiang akhlak Islami, tanpanya maka amal akan lenyap bak buih
membentur karang, tak ada manfaat. Jadi ikhlas adalah kualitas tertinggi
kemurnian hati, hanya karena Allah dan untuk Allah.
Dalam
setiap perbuatan kita dituntut untuk selalu ikhlas. Ikhlas sebelum melakukan
amal, ikhlas ketika sedang melakukan amal, ikhlas setelah melakukan amal.
Contohnya ketika kita akan belajar maka kita niatkan hanya untuk Allah, begitu
juga ketika sedang belajar kita niatkan hanya untuk Allah, dan ketika sudah
belajar kita pun tetap mengingat-ingat bahwa belajar yang baru saja kita lakukan
ikhlas karena Allah. Dan jangan sampai kita terpeleset untuk melakukan suatu
perbuatan karena selain Allah. Ada baiknya kita dengarkan hadits yang cukup
panjang berikut ini.
"Sesungguhnya orang yang
pertama-tama diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid. Dia
didatangkan ke pengadilan, diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka dia
pun mengakuinya. Allah bertanya, "Apa yang engkau perbuat dengan
nikmat-nikmat itu ?" Dia menjawab, "Aku berperang karena Engkau
hingga aku mati syahid." Allah berfirman, "Engkau dusta, tetapi
engkau berperang supaya dikatakan 'Dia adalah orang yang gagah berani.' Dan
memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu)'. Kemudian diperintah agar dia
diseret dengan muka tertelungkup lalu dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya
(yang diadili) adalah seorang yang mempelajari ilmu dan mengajarkannya serta
membaca Al-Qur'an. Dia didatangkan ke pengadilan, lalu diperlihatkan kepadanya
nikmat-nikmatnya. Maka diapun mengakuinya. Allah bertanya, "Apa yang kau
perbuat dengan nikmat-nikmat itu ?" Dia menjawab, "Aku mempelajari
ilmu dan mengajarkannya serta aku membaca Al-Qur'an karena-Mu'. Allah
berfirman, "Engkau dusta. Tetapi engkau mempelajari ilmu agar dikatakan,
'Dia adalah orang yang berilmu dan engkau membaca Al-Qur'an agar dikatakan 'Dia
adalah qari' (pandai membaca)'. Dan, memang begitulah yang dikatakan (tentang
dirimu)'. Kemudian diperintah agar ia diseret dengan muka tertelungkup hingga
dilemparkan ke dalam neraka. Berikutnya (yang diadili) adalah orang yang diberi
kelapangan oleh Allah dan juga diberi-Nya berbagai macam harta. Lalu dia
didatangkan ke pengadilan dan diperlihatkan kepadanya nikmat-nikmatnya. Maka
dia pun mengakuinya. Allah bertanya, "Apa yang engkau perbuat dengan
nikmat-nikmat itu?" Dia menjawab, "Aku tidak meninggalkan satu jalan
pun yang Engkau suka agar dinafkahkan harta, melainkan aku pun menafkahkannya
karena-Mu." Allah berfirman, "Engkau dusta. Tetapi engkau melakukan
hal itu agar dikatakan, 'Dia seorang pemurah'. Dan, memang begitulah yang dikatakan
(tentang dirimu)'. Kemudian diperintah agar dia diseret dengan muka
tertelungkup hingga dilemparkan ke dalam neraka." (Diriwayatkan
Muslim, An-Nasa'y, At-Tirmidzy dan Ibnu Hibban).
Jadi
walaupun amalan yang kita lakukan kelihatannya besar namun jika kita lakukan
tidak ikhlas maka akan sia-sia belaka, tidak bermanfaat. Oleh karena itu
walaupun kita melakukan perbuatan-perbuatan yang sederhana dan baik, asal kita
ikhlas pasti akan dicatat sebagai amal baik. Misalnya membuang sampah pada
tempatnya, menyingkirkan duri dari jalan, membantu nenek menyeberang dijalan,
dan masih banyak lagi.
Syarifudin
REFERENSI
· E-Book Suplemen Mentoring Junior
· Imam al-Ghazali,Ibnu Razab
al-Hambali,dan Ibnu Qoyyim al-Jauziyah,Pembersih Jiwa, Pustaka.
· Ibnu Taimiyah, Etika beramar ma'ruf
nahi munkar,GIP.
· Panduan Aktivis
Harokah,hal.42,al-ummah.
"MeninggalkanAMALkarena
manusia adalah riya.
Beramal karena manusia adalah syirik.
IKHLAS beramal adalah yang selamat dari keduanya."
(Fudhail bin 'Iyadh)
Ikhlas Ikhlas adalah salah satu tiang akhlak Islami, tanpanya maka amal akan lenyap bak buih membentur karang, tak ada manfaat. Jadi ikhl...
Artikel Terkait :
Diberdayakan oleh Blogger.
Click here for comments 0 komentar: