Loading...

Ekonomi kreatif: Solusi Brilian Selamatkan Pasar Tradisional

            Pasar adalah salah satu tempat transaksi jual beli yang melibatkan penjual dan pembeli dalam proses serah terima barang yang sah. Pasar tradisional merupakan pasar yang masih memiliki nilai-nilai tradisi yang sangat kuat yang tertanam di dalam diri para pedagangnya. Nilai-nilai tradisional yang dikandung di dalam pasar tradisional sejalan dengan adat dan budaya daerahnya. Pasar tradisional adalah salah satu ladang yang bisa dijadikan lapangan pekerjaan bagi mereka para pedagang dan industri kecil masyarakat. Selain itu pasar tradisional berperan penting dalam menjaga kestabilan siklus perekonomian negara dimana sebagian besar aktivitas perekonomian termasuk distribusi barang impor dan ekspor berlangsung. Kendati demikian pada era perkembangan jaman ini eksistensi pasar tradisional terancam mengalami kemunduran.
Semenjak berkembangnya pembangunan berkelanjutan di berbagai sektor pedagangan yang melahirkan pasar modern seperti Mall, Supermarket, Toserba dan lain sebagainya menyebabkan eksistensi pasar tradisional mulai melemah di mata masyarakat. Pasar apung, pasar minggu, pasar tonggeng, pasar senen, kini terancam gulung tikar karena menurunnya daya tarik konsumen terhadap pasar tradisional. Tragisnya penurunan itu disebabkan karena alasan gengsi masyarakat. Ambilah contoh, pasar minggu yang ada di daerah Bale endah Bandung Selatan. Semula pada puluhan tahun kebelakang pasar ini menjadi pusat perdagangan dan perbelanjaan yang sangat dikenal masyarakat. Para pedagang yang makmur, harga-harga yang murah, dan ekonomi kecil masyarakat yang terpenuhi, juga suasana yang menjungjung tinggi tradisi daerah menciptakan hubungan sosial yang harmonis di lingkungan masyarakat sekitar. Naasnya jauh-jauh hari ini keharmonis itu luntur ketika masyarakat lebih memilih pasar modern.
Penyebab kemunduran ini salah satunya adalah karena masyarakat lebih menganggap produk pasar modern lebih baik dari pada pasar tradisional. Padahal apabila kita telaah dengan seksama, sebagian besar produk dari pasar modern adalah produk imporan yang notabenenya adalah produk buatan asing. Berbeda dengan produk pasar tradisional yang berasal dari masyarakat kecil, petani, buruh, dan nelayan, yang menjualnya sendiri langsung di pasar tradisional. Data terakhir Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, sepanjang semester I/2010 impor non migas termasuk bahan makanan tumbuh 46,52% atau setara USD46,77 Miliar dari total impor yang meningkat 51,99% dibanding periode yang sama tahun sebelumnya. Terbukti bahwa bangsa Indonesia lebih bangga dengan produk buatan asing.
Jika kemunduran ini terus berlanjut maka bisa diprediksikan bahwa pada tahun-tahun ke depan (tahun 2030) masyarakat  Indonesia  sudah tidak mengenal lagi pasar tradisional. Dampak yang sangat mungkin terjadi karena kemunduran ini antara lain: Angka pengangguran semakin melonjak, harga-harga semikan naik, perekonomian banyak yang dimonopoli pihak asing, dan produk impor yang merajalela. Satu dampak yang paling menghawatirkan adalah banyaknya masyarakat kecil yang kehilangan pekerjaannya.
Salah satu solusi terbaik yang dapat kita andalkan saat ini adalah dengan menerapkan aplikasi “Ekonomi Kreatif” pada pasar tradisional yang ada. Ekonomi Kreatif yaitu sebuah konsep yang menempatkan kreativitas dan pengetahuan sebagai aset utama dalam menggerakkan ekonomi. Istilah Ekonomi Kreatif  mulai dikenal secara luas dengan munculnya buku berjudul “The Creative Economy: How People Make Money from Ideas” (2001) oleh John Howkins. Howkins mulai menggagas gelombang baru berbasis kreativitas setelah melihat Amerika Serikat menghasilkan produk – produk Hak Kekayaan Intelektual (HKI) senilai 414 Miliar Dollar yang menjadikan HKI ekspor nomor 1 di Amerika Serikat pada tahun 1997. Secara garis besar pengertian ekonomi kreatif adalah sebagai berikut :
“Kegiatan ekonomi dalam masyarakat yang menghabiskan sebagian besar waktunya untuk menghasilkan ide, tidak hanya melakukan hal-hal yang rutin dan berulang. Karena bagi masyarakat ini, menghasilkan ide merupakan hal yang harus dilakukan untuk kemajuan.”
Dengan merubahnya menjadi pasar tradisional yang kreatif, daya tarik terhadap konsumen akan lebih meningkat. Apa itu pasar tradisional kreatif?  Pasar tradisional kreatif adalah pasar tradisional yang menggunakan konsep kreativitas dan pengetahuan dalam menjalankan aktivitas produksi maupun pemasarannya. Contohnya industri pangan berbasis teknologi yang kreatif dan pemasaran yang kreatif. Konsumen akan merasa bosan jika produk- produk yang dijual dipasar hanya begitu-begitu saja, tapi jika kita menerapkan prinsip ekonomi kreatif, maka semua itu bisa dirubah menjadi suatu hal yang berbeda dan baru bagi konsumen sehingga konsumen akan merasakan kepuasan yang baru, inovasi yang baru dan warna yang baru dari produk tersebut. Contohnya; produk melon. Melon yang dulu dijual di pasaran dan toko-toko hanya berbentuk bundar dan bulat, tapi dengan pemikiran ekonomi yang kreatif kita bisa membuatnya menjadi melon yang unik dan inovati. Bisa saja dengan merubah bentuknya menjadi kotak, persegi, maupun segitiga. Dengan inovasi tersebut akan menciptakan rasa penasaran pada konsumen dan meningkatkan permintaan konsumen terhadap melon yang tadi. Dengan begitu omset semakin tinggi, keuntungan melipat ganda, dan pasar semakin jaya. Selain itu dapat pula meningkatkan produk dalam negeri yang berkualitas. Itu hanya sebagian kecil dari produk-produk yang dijual di pasar tradisional. Masih banyak produk-produk ekonomi yang sangat di butuhkan masyarakat yang dapat kita olah dengan prinsip Ekonomi Kreatif ini. Bisa saja dalam hal kerajinan, manufaktur, permainan dan sebagainya. Keberhasilan akan tercapai lebih besar lagi jika semua pedagang yang ada di pasar tradisional berpikir kreatif dalam mengolah produknya. Karena dengan mengembangkan pola berpikir kreatif akan membuat produk lebih berkualitas dan memikat konsumen hingga meningkatkan permintaan produk yang ada.

Maka dari itu marilah kita tinggalkan pemikiran ekonomi klasik dulu, kita ganti dengan ekonomi berbasis kreatifitas untuk untuk menyelamatkan pasar tradisonal dengan mengembangkan dan meningkatkan produk yang berkualitas.(Rohimat,2011).

Click here for comments 0 komentar:

Terima kasih atas komentar Anda
Diberdayakan oleh Blogger.
Back to Top